Selasa, 13 Maret 2012

Aksi LMND Jatim terobos Grahadi, di bubarkan paksa

 Seratusan anggota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Senin (12/3/2012) Siang, di Surabaya, Jawa Timur, menggelar aksi massa menentang kenaikan harga BBM. Aksi massa itu dilangsungkan di halaman gedung Grahadi Surabaya.
Aksi ini semula berjalan damai. Mahasiswa memulai aksinya dari Monumen Kapal Selam menuju Gedung Grahadi. Sesampainya di gedung Grahadi, massa aksi LMND memasuki halaman kantor dan berbaris di dekat tiang bendera.
Menurut Moelyadi, Ketua LMND Jatim, pihaknya berencana menggelar aksi teatrikal sebagai bentuk protes kenaikan harga BBM. Selain itu, massa LMND juga berusaha menurunkan bendera  merah-putih di depan halaman Gedung Grahadi setengah tiang.
“Ini adalah bentuk protes atas kebijakan pemerintah yang justru menyengsarakan rakyat,” kata Moelyadi.
Polisi tidak terima dengan tindakan itu. Mereka mengepung massa LMND dan menarik satu per satu peserta aksi. Aksi dorong-dorongan pun terjadi. Akhirnya, karena kalah jumlah, massa LMND terdesak keluar halaman Gedung Grahadi.
Seorang anggota LMND, Fitri, pingsan saat kejadian itu. Ia pun segera mendapat pertolongan kawan-kawannya.
Setelah dikeluarkan dari halaman Grahadi, seratusan massa aksi LMND ini masih terus melanjutkan aksinya. Mereka menggelar orasi secara bergantian di pinggir Jalan Gubernur Suryo.
“Kenaikan harga BBM adalah buah kebijakan energi pemerintah, termasuk di sektor migas, yang berbau kolonialistik. Penggunaan energi bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk melayani korporasi asing,” kata Moelyadi.
Menurut Moelyadi, kenaikan harga BBM adalah proses menuju liberalisasi sektor hilir migas Indonesia. Nantinya, perusahaan asing akan terlibat pula dalam penjualan dan distribusi BBM.
“Supaya pemain asing bisa masuk, maka harga BBM harus disesuaikan dengan harga keekonomian pasar dunia alias diserahkan pada mekanisme pasar. Jika harga BBM masih disubsidi, perusahaan asing tentu akan merugi,” ungkap Moelyadi.
Dalam seruan politiknya, LMND menuntut agar pengelolaan energi, termasuk sektor migas, dikembalikan sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945. LMND juga menyerukan penghentian sistim neoliberalisme.

Minggu, 11 Maret 2012

Tausiyah Pengajian Pun Sindir Persoalan Korupsi

Selasa, 6 Maret 2012 | 10:53 WIB   

Siapa bilang tausiyah tidak bisa bicara soal politik? Adalah KH. Lukman Hady Tamara atau biasa dipanggil Abah Lukman yang menyinggung soal praktek korupsi yang sedang marak di negeri ini dalam tausiyahnya.

Abah Lukman, yang juga anggota Partai Rakyat Demokratik (PRD), memberikan tausiyah di pengajian akbar “Kabut Teduh” di jalan Kranggan Surabaya. Sedikitnya 200-an Jemaah hadir dalam pengajian akbar itu.
Dalam ceramahnya, selain berbicara soal umrah, Abah Lukman juga menyindir praktek korupsi yang sedang marak di pemerintahan. Ia juga mengeritik pedas penegakan hukum yang tidak adil.
“Maling sandal dibuat sengsara, sedangkan maling uang rakyat dibuat tetap bahagia,” kata Abah Lukman, yang segera disambut tepuk-tangan oleh ratusan Jemaah.

Bagi Abah Lukman, jikalau umat islam mengikuti dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW, maka umat islam tidak akan berkompromi terhadap segala bentuk praktek korupsi.
“Percuma jadi Islam jikalau masih mengamini yang namanya korupsi,” kata Abah Lukman.
Abah Lukman juga dikenal sebagai pengurus ranting Nahdatul Ulama (NU) kelurahan Gundih, Bubutan, Surabaya.
Setiap hari, ulama nasionalis ini juga aktif dalam mengadvokasi rakyat miskin di sekitar tempat tinggalnya. Ia menjadi salah seorang pengurus Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI).
Selain itu, Abah Lukman juga terlibat dalam pendirian sanggar belajar untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin.

KAMARUDIN KOTO