Rabu, 18 April 2012

ARGENTINA DENGAN TEGAS MENASIONALISASI PERUSAHAAN MINYAK

Langkah berani Presiden Argentina Cristina Fernandez untuk menasionalisasi perusahaan YPF, perusahaan minyak yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh Repsol Spanyol, terus menjadi perbincangan dunia.
Repsol, yang dibelakangnya berdiri Pemerintah Spanyol dan Uni Eropa, bereaksi keras dan berencana untuk mengambil langkah-langkah untuk melawan kebijakan pemerintahan nasionalis-peronis tersebut.
Komisi Eropa, yang sedianya bertemu pemerintah Argentina hari ini, tiba-tiba membatalkan pertemuan. “Kami saat ini mendukung Spanyol secara politik untuk menjelajahi semua pilihan,” kata Jubir Komisi Eropa, Pia Ahrenkilde Hansen, Selasa (17/4/2012).
Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, mengaku kecewa dengan tindakan Argentina mengambil-alih 51% saham YPF. Eropa tidak bisa menyembunyikan sikap berat sebelahnya. Mereka menganggap tindakan Argentina sebagai kejahatan. Padahal, kejahatan yang sebenarnya adalah merampok kekayaan bangsa lain.
Menghadapi berbagai ancaman ini, Cristina Fernandez mengaku tidak takut dan tidak akan berhenti di tengah jalan. “Presiden tidak akan menjawab ancaman apapun dan tidak akan merespon setiap komentar pedas,” kata Fernandez.
YPF sangat vital bagi masa depan energi Argentina. Perusahaan minyak YPF diprivatisasi tahun 1992. Sejak itu, produksi minyak Argentina terus merosot. Situasi inilah yang menyebabkan Argentina berubah menjadi net-importir BBM dan gas pada akhir tahun lalu.
Kepada wartawan, Fernandez mengatakan, “kamilah satu-satunya negara Amerika Latin yang tidak mengelola sumber daya alamnya.” Ia menegaskan, proposalnya bukanlah mengarah pada “model statisme”, melainkan pemulihan kedaulatan.
Selama ini, Pemerintahan Fernandez disalahkan oleh sayap kanan karena kelangkaan energi dan mahalnya bahan bakar. Kini, istri mendiang Presiden Kirchner ini mencoba menjawab kritik itu dengan langkahnya mengontrol sumber-sumber energi.
Fernandez menyalahkan Repsol yang telah menguras minyak YPF. Tahun lalu, Argentina bahkan menderita defisit 3 milyar dollar AS karena mengimpor energi. Padahal, Argentina penghasil minyak dan gas.
Rakyat Argentina turun ke jalan-jalan mendukung keputusan Presiden. Diantara mereka ada yang membawa poster Cristina Fernandes yang disandingkan dengan tokoh yang disebut ibu bangsa Argentina, Evita Peron.
“Hari ini, bersama dengan CFK (Cristina Fernandez de Kichner), kami pulihkan YPF,” tulis demonstran di poster-poster dan spanduk mereka.
Sebuah jajak pendapat di Argentina menyebutkan bahwa 90% rakyat Argentina mendukung langkah pemerintah menasionalisasi YPF. Responden juga mendukung lebih jauh pemerintah untuk memperkuat kedaulatan di bidang energi.
Serikat buruh mendukung tindakan pemerintah tanpa syarat. Dulu, suami Cristina Fernandez, NĂ©stor Kirchner, ketika menjabat Presiden Argentina, juga menasionalisasi perusahaan dana pensiun dan perusahaan penerbangan Aerolineas.
Di Spanyol, gerakan rakyat Spanyol yang sering disebut “Los Indignados” menyatakan dukungan terhadap langkah Argentina. “Hal pertama yang saya mau katakan adalah bravo untuk pemerintah Argentina,” kata Pablo Gomez, salah seorang jubir gerakan Los Indignados seperti dikutip TeleSUR.
Gomez mengingatkan, langkah yang diambil pemerintah tidak merugikan kepentingan rakyat Spanyol, melainkan kepentingan elit Spanyol. Ia mengecam tindakan Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, yang mengarahkan histeria media untuk mendiskreditkan pemerintah Argentina.
“Mariano Rajoy membela kepentingan bisnis besar, bukan kepentingan rakyat Spanyol,” katanya.
Dukungan terhadap Argentina juga disuarakan negara-negara Amerika Latin. Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Argentina untuk menegakkan kedaulatannya.
Dukungan serupa juga disampaikan oleh pemerintah Bolivia, Uruguay dan Brazil. Presiden Uruguay, Pepe Mujica, bahkan mengutuk sikap arogan negara-negara Eropa yang menyalahkan Argentina.